Minggu, 16 September 2012

Masa Transisi (Hijrah) Rasulullah SAW


                Sejak awal, ketika Rasulullah menyampaikan risalahnya secara terang-terangan, pada permulaan tahun ke-4 dari kenabian, beliau tidak jarang mendapatkan tekanan dari kaum Quraisy, dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan dan seterusnya, beliau selalu mendapatkan hinaan dan cacian dari kaum Quraisy, hingga pertengahan ataupun akhir tahun ke-4 dari kenabian.
                Sampai pada akhir tahun ke-4, bukan hanya cacian dan hinaan saja yang beliau dapatkan, beliau beserta umatnya mendapatkan tekanan dan siksaan yang sangat keras, sehingga beliau dan umatnya tidak bisa tenang dikota mekah, sehingga rasulullah dan umatnya perlu memikirkan jalan agar terlepas dari siksaan dan tekanan yang teramat berat dari kaum Quraisy.
                Dalam kondisi ini, Allah SWT berfirman dalam Qs. Az-Zumar:10[1] yang memerintahkan rasul dan umatnya untuk berhijrah, dari sinilah awal hijrah rasulullah. Yang kemudian secara langsung rasulullah memilih untuk berhijrah ke Habsyah karena rasulullah secara tidak langsung sudah mengetahuisifat raja Ashamah An-Najasy di Habsyah. Dia adalah raja yang adil dan tidak menyukai kezhaliman kepada siapapun.
Hijrah kehabsyah ini terjadi sampai dua kali; Pada bulan rajab dari tahun ke-5 kenabian, merupakan hijrah yang pertama yang dilakukan oleh kelompok shahabat yang berjumlah 12 orang laki-laki dan 4 orang perempuan,yang dipimpin oleh Utsman Bin Affan disertai oleh istrinya Ruqayyah Binti Muhammad SAW.
Pada bulan Ramadhan ditahun yang sama, rasulullah pergi keBaitullah yang mana sebagian shahabat masih berada di habsyah, yang pada saat itu disana ada beberapa para pemuka beserta orang-orang Quraisy lainnya, lalu Rasul berdiri ditengah-tengah mereka seraya membaca Q.S. An-Najm,yang mana seluruh orang-orang Quraisy hanya bisa terdiam serta bergumam satu sama lain, dikarnakan mereka belum pernah mendengarkan kalamullah yang sangat indah itu, mereka biasa membuat sya’ir-sy’ir yang panjang.
Kalamullah yang mereka dengar merasuk kedalam dada mereka sampai mereka ikut bersujud saat Rasulullah membaca surat terakhir. Tapi selang beberapa saat, mereka yang ikut bersujud membuat kebohongan atas rasulullah, mereka berdalih bahwa pada saat itu rasulullah mengagung-agungkan berhala.

                 Kabar tentang kejadian ini hingga terdengar oleh kaum muslimin yang berada diHabsyah, yang mereka dengar bahwa kaum Quraisy telah masuk islam dan bersujud bersama Rasulullah. Sampai pada bulan syawal ditahun yang sama kaum muslimin kembali ke mekkah, pada saat siang hari mereka hampir mendekati mekkah, saat itulah mereka tau apa yang sebenarnya terjadi, sebagian mereka ada yang kembali keHabsyah dan sebagian lagi tetap masuk kekota mekkah dengan sembunyi-sembunyi.
                Sejak saat itu, penindasan pada kaum muslimin yang berada dimekah begitu berat dan kejam, maka rasulullah tidak mampu melihat jalan lain melainkan memerintahkan hijrah untuk yang kedua kalinya kehabsyah. Yang mana hijrah kehabsyah yang kedua sangatlah sulit daripada yang pertama, dikarnakan kaum kafir Quraisy lebih waspada untuk menggagalkannya. Tetapi dengan pertolongan Allah SWT akhirnya mereka dapat pergi tanpa dipergoki kaum kafir Quraisy, Hijrah yang kedua ini diikuti oleh 83 orang laki-laki, dan 18 atau 19 orang perempuan.[2]
                Selang beberapa lama kaum muslimin melakukan hijrah kubra, yang mana melakukan hijrah keyastrib yang saat ini dikatakan madinah. Rasulullah memerintahkan umat muslim seluruhnya untuk melakukan hijrah kubra dari mekah, hanya menyisakan Rasulullah dan sebagian para shahabat, antara lain; Abu Bakar, Ali Bin Abi Thalib dan yang lainnya. Dari hijrah tersebut membuat kaum kafir quraisy berang sehingga membuat pemuka-pemuka kafir Quraisy yang dipimpin oleh abu jahal yang telah kita ketahui, yang mana dengan ide busuknya abu jahal berencana untuk membunuh Rasulullah dengan mengepung rumah beliau.
                Dengan seketika itu Allah SWT memerintahkan jibril AS kepada rasulullah agar memberitahukan rencana busuk kaum kafir Quraisy. Dan Allah mengizinkanuntuk pergi serta menetapkan waktu kepergiannya. Jibril berkata kepada beliau :”Engkau jangan tidur ditmpat tidurmu yang biasa engkau tempati.”
                Sampai pada saat abu lahab bersama rengrengannya mengengepung rumah beliau, ternyata yang tidur ditempat tidur beliau adalah ali. Atas kekuasaan Allah SWT rasulullah menaburkan pasir depan muka kaum kafir Quraisy sehingga kaum kafir tidak mampu melihat kepergian Rasul.
                Selang beberapa lama kaum kafir Quraisy mengetahui kepergian rasul, sehingga kaum kafir Quraisy mencoba menutup setiap penjuru mekah, sampai pada saat itu rasul pergi dari rumah tengah malam tanggal 27 Shafar tahun ke-14 dari kenabian, bertepatan dengan 12 atau 13 september 622 M beliau mendatangi shahabat yang paling beliau percayai yaitu Abu Bakar untuk mengajak Abu bakar untuk pergi saat dalam perjalanan beliau bersembunyi dari kejaran kaum Quraisy diGua Tsur, sampai rasul tidak diketemukan oleh kaum Quraisy, sampai beliau bisa lolos dari kejaran kaum Quraisy setelah shalat jum’at tiba di madinah.


[1] Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu." Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.

[2] Shahih sirah nabawiyyah (Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfiry)

oleh: Diaz al-Faruq

Tidak ada komentar: